Hanya persembahan dua sketsa proklamasi
kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Peristiwa yang berlangsung di kediaman Bung
Karno, Jl. Pegangsaan Timur 56, Menteng, Jakarta Pusat (Sekarang Jl.Proklamasi)
itu, adalah momentum bersejarah bagi bangsa kita. Itulah momentum kita
melepaskan diri dari kolonialisme penjajah. Melepaskan diri dari cengkeraman
Belanda. Melepaskan baju Hindia Belanda, dan berganti menjadi Republik
Indonesia.
Tahun ini, 2010, memiliki kesamaan suasana… yakni
suasana proklamasi di bulan Ramadhan. Benar… proklamasi kita tahun 1945,
berlangsung di tengah kemuliaan bulan suci penuh berkah Ramadhan. Persiapan
proklamasi telah berlangsung sejak malam hari, dan hari-hari sebelumnya melalui
serangkaian rapat-rapat penting. Klimaksnya, usai makan sahur, segenap anak
bangsa berjaga-jaga di kediaman Bung Karno.
Saat fajar merekah, mereka memasang tiang
bendera, mempersiapkan ini dan itu menyambut momentum maha penting. Bung Karno
sendiri baru kembali ke rumah saat shubuh. Demikian pula Hatta, Sjahrir, dan
semua tokoh bangsa yang teribat pembahasan pada rapat-rapat Badan Persiapan
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di rumah Maeda. Malam itu, agenda final
yakni menyusun teks proklamasi.
Begitulah sejarah singkat proklamasi kemerdekaan
kita. Terjadi di bulan Ramadhan. Tepat benar jika kita segenap anak bangsa,
khususnya yang muslim, merenungkan serta melayangkan setting
sejarah proklamasi kemerdekaan dengan suasana menjalankan ibadah puasa di bulan
Ramadhan. Semoga, tersiram dahaga nasionalisme kita sebagai warga negara
merdeka. Semoga, muncul kesadaran kita semua terhadap apa yang dicita-citakan
oleh para pendiri bangsa ketika memproklamasikan kemerdekaan itu.
Pertanyaan selanjutnya adalah: Sudah tercapaikah
cita-cita proklamasi yang digelorakan 65 tahun lalu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar