Translate

Kamis, 05 Juli 2012

PROKLAMASI


Hanya persembahan dua sketsa proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Peristiwa yang berlangsung di kediaman Bung Karno, Jl. Pegangsaan Timur 56, Menteng, Jakarta Pusat (Sekarang Jl.Proklamasi) itu, adalah momentum bersejarah bagi bangsa kita. Itulah momentum kita melepaskan diri dari kolonialisme penjajah. Melepaskan diri dari cengkeraman Belanda. Melepaskan baju Hindia Belanda, dan berganti menjadi Republik Indonesia.
Tahun ini, 2010, memiliki kesamaan suasana… yakni suasana proklamasi di bulan Ramadhan. Benar… proklamasi kita tahun 1945, berlangsung di tengah kemuliaan bulan suci penuh berkah Ramadhan. Persiapan proklamasi telah berlangsung sejak malam hari, dan hari-hari sebelumnya melalui serangkaian rapat-rapat penting. Klimaksnya, usai makan sahur, segenap anak bangsa berjaga-jaga di kediaman Bung Karno.
Saat fajar merekah, mereka memasang tiang bendera, mempersiapkan ini dan itu menyambut momentum maha penting. Bung Karno sendiri baru kembali ke rumah saat shubuh. Demikian pula Hatta, Sjahrir, dan semua tokoh bangsa yang teribat pembahasan pada rapat-rapat Badan Persiapan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di rumah Maeda. Malam itu, agenda final yakni menyusun teks proklamasi.
Begitulah sejarah singkat proklamasi kemerdekaan kita. Terjadi di bulan Ramadhan. Tepat benar jika kita segenap anak bangsa, khususnya yang muslim, merenungkan serta melayangkan setting sejarah proklamasi kemerdekaan dengan suasana menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga, tersiram dahaga nasionalisme kita sebagai warga negara merdeka. Semoga, muncul kesadaran kita semua terhadap apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ketika memproklamasikan kemerdekaan itu.
Pertanyaan selanjutnya adalah: Sudah tercapaikah cita-cita proklamasi yang digelorakan 65 tahun lalu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar