Translate

Jumat, 13 Juli 2012

SG Gelar Operasi Katarak Gratis dan 1.908 Siswa Terima Beasiswa


Produsen semen skala nasional PT Semen Gresik (persero) Tbk, menggelar operasi gratis katarak terhadap 160 pasien calon operasi katarak.
Adapun 160 pasien yang akan mengikuti operasi katarak gratis merupakan warga yang berada di ring satu perusahaan. Rinciannya, 146 pasien dari Gresik, Lamongan 5 pasien, Tuban 5 pasien, Surabaya 2 pasien, Bojonegoro 1 pasien, dan Jombang 1 pasien.
Direktur Utama PT Semen Gresik (persero) Tbk, Dwi Soetjipto mengatakan, tujuan diadakannya operasi katarak gratis ini sebagai bentuk kepedulian perseroan terhadap masyarakat di ring satu dan dua.
"Operasi gratis ini merupakan kepedulian perseroan terhadap masyarakat," katanya kepada wartawan, Senin (21/05/2012).
Dwi Soetjipto menambahkan, operasi katarak gratis ini merupakan tahap pertama untuk satu mata satu pasien. Tahap berikutnya akan disusul untuk tahap mata yang satunya.
"Pasca operasi pasien penderita katarak memperoleh fasilitas berupa lensa mata, rawat inap selama dua hari, dan pemeriksaan gratis sebanyak 3 kali," tambahnya.
Dari 160 pasien yang akan menjalani operasi katarak. Saat ini, pasien tersebut mulai menjalani screening secara bertahap untuk dijadikan sebagai calon pasien operasi katarak

1.908 Siswa Terima Beasiswa dari Semen Gresik
Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan masyarakat sekitar pabrik dan dalam rangka untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) ke 55, PT Semen Gresik (Persero) Tbk memberikan bantuan beasiswa terhadap 1.908 siswa-siswi di wilayah Kabupaten Tuban dan Kabupaten Gresik.

Kegiatan penyerahan beasiswa untuk pelajar mulai tingkat Sekolah Dasar sederajat hingga tingkat SLTA tersebut dilakukan di Gedung Graha Sandiya, Perum PT Semen Gresik, Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Tuban, Rabu (20/06/2012). Adapun bantuan beasiswa yang diberikan pabrik semen yang telah beroperasi sejak tahun 1957 itu meliputi beasiswa perlengkapan sekolah yang akan diserahkan kepada siswa-siswi mulai tingkat SD/ MI, SMP/ MTS, SMA/ MA/ SMK serta siswa di Lembaga Bimbingan belajar di Tuban dan Gresik.

Jumlah siswa yang mendapat beasiswa perlengkapan sekolah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Tahun ini sebanyak 227 sekolah di wilayah Tuban dan 124 sekolah di Gresik. Penyerahan beasiswa juga didampingi oleh guru dari masing-masing sekolah. Program peduli pendidikan diperuntukkan bagi siswa dari keluarga prasejahtera yang berprestasi berdasarkan data dari masing-masing sekolah. Untuk itu, Semen Gresik melibatkan kepala sekolah agar penyerahan tepat sasaran.

Untuk siswa-siswi di wilayah Tuban yang menjadi tempat beroperasinya pabrik semen BUMN tersebut berjumlah 1.218 siswa dan berasal dari 5 kecamatan warga ring 1 Semen Gresik, yakni Kecamatan Merakurak, Kerek, Jenu, Tambakboyo, dan Kota Tuban. Sedangkan untuk siswa-siswi Gresik yang mendapatkan bantuan beasiswa berjumlah 636 siswa terdiri dari 3 kecamatan, meliputi Kecamatan Kebomas, Kecamatan Manyar, dan Kecamatan Kota Gresik.

"Acara ini menjadi kegiatan rutin setiap tahun sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, dalam satu tahun kegiatan untuk pendidikan ini lebih dari satu kali. Kami berharap melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, jalinan hubungan dan kerjasama yang sudah terbina menjadi semakin harmonis," jelas Suparni, Direktur Produksi Semen Gresik, saat menyampaikan sambutan

SG Gelar Operasi Katarak Gratis dan 1.908 Siswa Terima Beasiswa


Produsen semen skala nasional PT Semen Gresik (persero) Tbk, menggelar operasi gratis katarak terhadap 160 pasien calon operasi katarak.
Adapun 160 pasien yang akan mengikuti operasi katarak gratis merupakan warga yang berada di ring satu perusahaan. Rinciannya, 146 pasien dari Gresik, Lamongan 5 pasien, Tuban 5 pasien, Surabaya 2 pasien, Bojonegoro 1 pasien, dan Jombang 1 pasien.
Direktur Utama PT Semen Gresik (persero) Tbk, Dwi Soetjipto mengatakan, tujuan diadakannya operasi katarak gratis ini sebagai bentuk kepedulian perseroan terhadap masyarakat di ring satu dan dua.
"Operasi gratis ini merupakan kepedulian perseroan terhadap masyarakat," katanya kepada wartawan, Senin (21/05/2012).
Dwi Soetjipto menambahkan, operasi katarak gratis ini merupakan tahap pertama untuk satu mata satu pasien. Tahap berikutnya akan disusul untuk tahap mata yang satunya.
"Pasca operasi pasien penderita katarak memperoleh fasilitas berupa lensa mata, rawat inap selama dua hari, dan pemeriksaan gratis sebanyak 3 kali," tambahnya.
Dari 160 pasien yang akan menjalani operasi katarak. Saat ini, pasien tersebut mulai menjalani screening secara bertahap untuk dijadikan sebagai calon pasien operasi katarak

1.908 Siswa Terima Beasiswa dari Semen Gresik
Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan masyarakat sekitar pabrik dan dalam rangka untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) ke 55, PT Semen Gresik (Persero) Tbk memberikan bantuan beasiswa terhadap 1.908 siswa-siswi di wilayah Kabupaten Tuban dan Kabupaten Gresik.

Kegiatan penyerahan beasiswa untuk pelajar mulai tingkat Sekolah Dasar sederajat hingga tingkat SLTA tersebut dilakukan di Gedung Graha Sandiya, Perum PT Semen Gresik, Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Tuban, Rabu (20/06/2012). Adapun bantuan beasiswa yang diberikan pabrik semen yang telah beroperasi sejak tahun 1957 itu meliputi beasiswa perlengkapan sekolah yang akan diserahkan kepada siswa-siswi mulai tingkat SD/ MI, SMP/ MTS, SMA/ MA/ SMK serta siswa di Lembaga Bimbingan belajar di Tuban dan Gresik.

Jumlah siswa yang mendapat beasiswa perlengkapan sekolah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Tahun ini sebanyak 227 sekolah di wilayah Tuban dan 124 sekolah di Gresik. Penyerahan beasiswa juga didampingi oleh guru dari masing-masing sekolah. Program peduli pendidikan diperuntukkan bagi siswa dari keluarga prasejahtera yang berprestasi berdasarkan data dari masing-masing sekolah. Untuk itu, Semen Gresik melibatkan kepala sekolah agar penyerahan tepat sasaran.

Untuk siswa-siswi di wilayah Tuban yang menjadi tempat beroperasinya pabrik semen BUMN tersebut berjumlah 1.218 siswa dan berasal dari 5 kecamatan warga ring 1 Semen Gresik, yakni Kecamatan Merakurak, Kerek, Jenu, Tambakboyo, dan Kota Tuban. Sedangkan untuk siswa-siswi Gresik yang mendapatkan bantuan beasiswa berjumlah 636 siswa terdiri dari 3 kecamatan, meliputi Kecamatan Kebomas, Kecamatan Manyar, dan Kecamatan Kota Gresik.

"Acara ini menjadi kegiatan rutin setiap tahun sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, dalam satu tahun kegiatan untuk pendidikan ini lebih dari satu kali. Kami berharap melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, jalinan hubungan dan kerjasama yang sudah terbina menjadi semakin harmonis," jelas Suparni, Direktur Produksi Semen Gresik, saat menyampaikan sambutan

Ribuan Pasien Ikuti Pengobatan Gratis PT Semen Gresik

Hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar perusahaan akan mendorong kinerja perusahaan secara keseluruhan. Komitmen tersebut direalisasikan PT Semen Gresik Tbk dalam bhakti sosial berupa pengobatan gratis untuk warga ring 1 PT Semen Gresik Tuban, Senin (20/03/2012).

Kegiatan tersebut dilakukan di Desa Kasiman, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban dan mendapat respon positif. Buktinya, ratusan warga berbondong-bondo untuk mengikuti pengobatan tersebut.

"Ini adalah merupakan sebuah komitmen Semen Gresik yang merupakan tagungjawab sosial di bidang sosial kepada masyarakat melalui program CSR, supaya hubungan dengan masyarakat semakin harmonis dan bisa mendukung kinerja perusahaan," terang Dwi Soetjipto, Dirut PT Semen Gresik dalam Pers Rilisnya.

Selain Desa Kasiman, Kecamatan Kerek, kegiatan pengobatan gratis juga dilakukan di 26 desa lain yang berada di ring 1. Adapun kegiatan itu, rata-rata dilakukan setiap tahunnya selama tiga kali untuk setiap desanya.

Hingga kini, terhitung sudah ada 8500 warga yang mengikuti pengobatan gratis, yang mana kebanyak dari para pasien adalah orang tua.

"Terbukti dengan adanya hubungan yang harmonis denga masyarakat pencapaian kenerja secara operasional pabrik tersu membaik, sehingga telah memantapkan posisi perusahaan di kalangan stakeholder," terangnya

Semen Gresik Launching Program Pendidikan Karakter Guru

Demi meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengajaran terhadap muridnya, PT Semen Gresik (Persero) Tbk melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tuban melakukan sosialisasi memberikan pelatihan pendidikan Karakter terhadap para guru yang berada di Tuban, Selasa (28/02/2012).

 kegiatan sosialisasi untuk program pendidikan karakter tersebut diikuti para guru, baik guru SD, SMP, MTS, SMA, SMK maupun MA yang berada di Tuban. Kegiatan tersebut dilakukan di gedung Graha Shandiya, Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Tuban.

Sistem materi yang diterapkan dalam proses pendidikan karakter untuk guru tersebut adalah merupakan bentuk materi karakter yang bisa dimasukkan dalam semua mata pelajaran bagi para guru. 

"Program ini kita lakukan dengan melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan, dengan tujuan untuk para guru supaya bisa menerapkan bentuk sebuah karakter dalam setiap mata pelajaran yang mereka ajarkan," Joko Sulistyanto, Kepala Departemen Teknik Semen Gresik saat memberikan sambutan.

Selain itu, PT Semen Gresik juga telah melakukan pelatihan sebanyak 32.500 siswa di Tuban dalam kemampuan Informasi Communication dan Technology (ICT) Multimedia yang telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2008 hingga 2012 ini.

"Kita berharap kegiatan yang dilakukan ini serasi dengan program Pemkab Tuban dan kita selalu berharap masukan dari pemkab," katanya

Pencari Keong Tewas Tenggelam di Rawa Widang

Nasib apes dialami oleh Mustari (35), seorang pencari Keong warga Desa Mlangi, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban ia ditemukan dengan kondisi tidak bernyawa setelah tenggalam di rawa yang memiliki kedalaman sekitar 7 meter, saat kejadian tersebut korban sedang mencuci Keong hasil tangkapannya.

Dari sejumlah informasi yang berhasil dihimpun beritajatim.com, Kamis (12/07/2012), kejadian tewasnya Mustari tersebut berawal saat ia bersama dengan ibunya sama-sama berangkat ke lokasi rawa-rawa yang berada di desa tersebut untuk mencari Keong sekitar pukul 06.30 Wib, setelah sampai di lokasi yang di maksud korban terpisah dari ibunya untuk sama-sama mencari Keong.

Beberapa saat setelah melakukan pencarian Keong korban sudah mendapatkan Keong dengan jumlah yang banyak, lantaran sudah mendapatkan hasil yang memuaskan korban ingin mencuci keoang hasil tangkapannya itu di rawa tersebut.

Kemudian korban yang tidak bisa berenang tersebut diduga terpelset saat sedang mencuci Keong hasil tangkapannya itu yang rencananya akan dijual, korban yang terpeleset langsung terjebur ke dalam kubangan air di rawa Desa Mlangi itu yang memiliki kedalaman hingga 7 meter.

Selam (45), yang juga warga Desa Mlangi, Kecamatan Widang, Tuban salah satu saksi mata yang pada saat itu sedang mengambil rumput di sekitar rawa tersebut menyatakan bahwa ia mengetahui korban sudah tercubur ke dalam kubangan air rawa tersebut.

"Saat itu tahu-tahu dia sudah hilang dan hanya terlihat topinya saja, kemudian saya melihatnya sudah tidak ada jadi ya saya langsung minta bantuan warga yang lain untuk melakukan pencarian," ujar Selam, yang saat itu berada di lokasi kejadian perkara.

Kemudian sejumlah warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung melakukan pencarian dimana tempat korban tenggelam, korban ditemukan tak jauh dari tempat ia pertama mencuci keong yang telah ia kumpulkan tersebut, saat ditemukan korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa lagi, sejumlah wargapun langsung menghubungi polisi dan melaporkan kejadian itu.

Petugas kepolisian dari Polsek Widang yang mendapatkan laporan tersebut langsung mendatangi tempat kejadian perkara untuk melakukan identifikasi terhadap korban tewas tenggelam itu, dari hasil pemeriksaan korban murni meninggal lantaran tenggelam.

"Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dalam tubuh korban, sesuai ciri-cirinya korban meninggal murni tenggelam. Sedangkan untuk jenazah langsung diminta oleh pihak keluarga untuk di makamkan," terang AKP Ali Khanapi, Kapolsek Widang, Tuban

kontes mewarnai dan melukis miniatur zak semen pecahkan rekor muri


Akhirnya Sebanyak 5000 peserta memecahkan rekor MURI di ajang kontes mewarnai dan melukis miniatur zak semen di Kota Gresik. Peserta yang terdiri dari 2500 peserta dari Gresik dan 2500 peserta dari Tuban turut memeriahkan HUT produsen semen, PT Semen Gresik (persero) Tbk ke 55. Direktur SDM PT Semen Gresik (persero) Tbk, Bambang Sugeng SI mengatakan, kegiatan ini sebagai rangkaian ulang tahun perusahaan dengan melibatkan masyarakat dan anak-anak di sekitar pabrik lama dan baru. "Kami berharap kegiatan ini tidak hanya diikuti masyarakat. Tapi dikhusukan bagi warga ring satu, dua, dan tiga," katanya, Minggu (08/07/2012). Sementara itu, Manager MURI Sri Widyawati mengatakan, melukis dan mewarnai layak masuk MURI karena menggunakan media zak kantong semen dengan peserta terbanyak. "Mewarnai dan melukis di zak kantong semen termasuk yang kesembilan tercatat di MURI karena diikuti 5000 anak," katanya

Semen Gresik Group (SMGR) bakal terus membina usaha kecil menengah

Semen Gresik Group (SMGR) bakal terus membina usaha kecil menengah secara maksimal. Melalui program kemitraan, perseroan yang berbasis di Gresik dan Tuban ini, setiap tahunnya terus menambah unit usaha mitra binaan baru sebagai upaya mengembangkan UKM di tanah air. "Tahun ini kami terus mengembangkan UKM mengingat jumlah tenaga kerja yang terserap di mitra binaan PT Semen Gresik mencapai 30 ribu orang," kata Direktur Utama PT Semen Gresik (persero) Tbk, Dwi Soetjipto, Kamis (12/07/2012). Berdasarkan data mitra binaan UKM yang dibina PT Semen Gresik. Tahun lalu unit usaha yang dibina pada tahun lalu mencapai 18.207 unit usaha atau naik 29,8 persen dibanding tahun 2010. Terkait dengan pengembangan UKM ini lanjut Dwi Soetjipto, perusahaannya tidak hanya memberi kucuran modal ke mitra binaan, tapi juga menggelar serangkaian pendidikan dan pelatihan. "Kami juga memberikan pelatihan mengenai diversifikasi produk, manajemen pemasaran, manajemen keuangan hingga ke penerapan prinsip-prinsip bisnis modern," ujar Dwi Soetjipto. Alasan diberikannya pelatihan diversifikasi produk sampai manajemen. Menurut Dwi Soetjipto, karena selama ini masih ada sejumlah faktor yang menjadi kendala bagi UKM untuk berkembang. Di antaranya, rendahnya kualitas SDM, tidak adanya aset, minimnya jaringan pasar, pendanaan terbatas, dan manajemen yang kurang profesional. "Faktor-faktor itu menjadikan UKM tidak bankable di mata lembaga perbankan. Padahal, secara kualitas, bisnis UKM sangat fleksible," tandasnya. Ia menambahkan, melalui mitra binaan pihaknya berharap ke depan UKM bisa tumbuh besar. Sehingga, mampu bersaing di pasar global. "Fokus kami dalam hal ini adalah UKM-UKM yang belum bankable. Jika aspek-aspek bisnis modern diterapkan. Saya yakin unit usaha ini bisa mudah mengakses pembiayaan," ungkapnya

Kamis, 05 Juli 2012

PROKLAMASI


Hanya persembahan dua sketsa proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Peristiwa yang berlangsung di kediaman Bung Karno, Jl. Pegangsaan Timur 56, Menteng, Jakarta Pusat (Sekarang Jl.Proklamasi) itu, adalah momentum bersejarah bagi bangsa kita. Itulah momentum kita melepaskan diri dari kolonialisme penjajah. Melepaskan diri dari cengkeraman Belanda. Melepaskan baju Hindia Belanda, dan berganti menjadi Republik Indonesia.
Tahun ini, 2010, memiliki kesamaan suasana… yakni suasana proklamasi di bulan Ramadhan. Benar… proklamasi kita tahun 1945, berlangsung di tengah kemuliaan bulan suci penuh berkah Ramadhan. Persiapan proklamasi telah berlangsung sejak malam hari, dan hari-hari sebelumnya melalui serangkaian rapat-rapat penting. Klimaksnya, usai makan sahur, segenap anak bangsa berjaga-jaga di kediaman Bung Karno.
Saat fajar merekah, mereka memasang tiang bendera, mempersiapkan ini dan itu menyambut momentum maha penting. Bung Karno sendiri baru kembali ke rumah saat shubuh. Demikian pula Hatta, Sjahrir, dan semua tokoh bangsa yang teribat pembahasan pada rapat-rapat Badan Persiapan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di rumah Maeda. Malam itu, agenda final yakni menyusun teks proklamasi.
Begitulah sejarah singkat proklamasi kemerdekaan kita. Terjadi di bulan Ramadhan. Tepat benar jika kita segenap anak bangsa, khususnya yang muslim, merenungkan serta melayangkan setting sejarah proklamasi kemerdekaan dengan suasana menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga, tersiram dahaga nasionalisme kita sebagai warga negara merdeka. Semoga, muncul kesadaran kita semua terhadap apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ketika memproklamasikan kemerdekaan itu.
Pertanyaan selanjutnya adalah: Sudah tercapaikah cita-cita proklamasi yang digelorakan 65 tahun lalu?

Batik Gedog Is Traditional Batik Cloth

Batik Gedog Is Traditional Batik Cloth. BATIK gedog dari Tuban, merupakan salah satu khasanah batik Nusantara. Batik gedog dari Jawa Timur ini memiliki motif-motif yang unik dan salah satu ciri khas kain batik gedog Tuban adalah benangnya yang kasar. Dihasilkan dari proses tenun manual yang masih menggunakan tangan.


foto-foto aktifitas pembatikan


 
 


   




 

Sabtu, 28 April 2012

imam bukhori


Beliau dilahirkan pada bulan syawal tahun 194 H di negeri bukhara, yang sekarang di kenal sebagai bagian dari negeri soviet. Beliau adalahseorang yang sangat alim di bidang hadits. Beliau menyusun sebuah kitab yang kesahihannya telah disepakati oleh umat islam dari jaman dahulu hingga sekarang.

Imam bukhari pernah ditanya oleh seseorang:' Bagaimana mulanya engkau berkecimpung dalam bidang hadits ini? Maka beliau mengatakan : saya diilhami untuk menghafal hadits ketika saya bersama dengan para penulis hadits. Berapa usiamu pada waktu itu? Dia menjawab 10 tahun, atau kurang. Saya lalu keluar dari kelompok para penulis itu dan selanjutnya saya selau menemani ad dakhili dan ulama lainnya. Ketika saya telah berkecimpung di bidang ini saya telah hafal ibnul mubarak dan waqi'. Saya lalu pergi ke Mekkah bersama ibu dan saudaraku , sesudah selesai berhaji , saudaraku lalu mengantarkan ibuku pulang, sedangkan saya memperdalam dan mematangkan diri dalam bidang hadits.

Imam bukahari selanjutnya berkelana ke berbagai daerah seperit nisabur, baghdad, bashrah, kufah, mekkah, madinah, syam dan mesir untuk mendapatkan hadits dari sejumlah ulama.

Beliau menulis kitabnya yang bernama tarikh di masjid nabawi, sejumlah buku yang memuat nama-nama rijal (Orang).

Imam bukhari pada waktu kecil pernah mendatangi para ulama yang sedang bersama para muridnya, karena beliau masih kecil beliau malu memberi salam pada mereka. Suatu ketika beliau ditanya oleh seorang alim: berapa hadits yang sudah kau tulis hari ini? Imam bukhari menjawab: Dua" orang-orang yang ada di sekitarnya mentertawakannya. Alim itu pun berkata" kalian jangan mentertawakannya, boleh jadi suatu hari kalian akan ditertawakannya.

Beliau berkata: suatu kali saya bersama ishak ibnu rahawaih, lalu ada sejumlah temanku yang berkata kepadaku " alangkah baiknya kalau sekiranya engkau kumpulkan sunnah nabi sholallohu alaihi wasalam dalam sebuh kitab yang singkat. Hal tersebut mengena dalam hatiku , maka saya mulai mengumpulkannya dalam kitab ini (Kitab sahih Bukhari).

Beliau berkata : kitab ini saya pilihkan dari 600 ribu hadits. beliau juga berkata : tidaklah aku tulis satu hadits dalam kitab ini kecuali saya wudlu/mandi dan sholat dua rekaat.

Imam bukari berkata: saya menulis hadits dari 1000 orang alim atau lebih. Tidak ada satu pun hadits yang ada padaku kecuali kusebutkan isnadnya.

Imam bukhari meninggal pada tahun 256 H pada malam hari raya idhul fitri pada usia 62 tahun. Kubur beliau terletak di bikharnatk dekat dengan samarkand.

Minggu, 22 April 2012

Imam Ghozaly

    
Dilahirkan di Thusi pada tahun 450 H. Beliau adalah seorang alim yang banyak menghabiskan masa hidupnya untuk menuntut ilmu dan mendakwahkan islam, tetapi sangat disayangkan dalam perjalanannya dalam menuntut ilmu beliau banyak terpengaruh ilmu-ilmu filsafat dan ilmu-ilmu kalam. Beliau pernah bercerita tentang dirinya bahwa “bekal pengetahuan saya tentang hadits sangat sedikit”. Ibnu Taimiyah dalam hal ini berkomentar Abu Hamid (Al Ghozali) kurang begitu pengalaman dengan atsar-atsar Rasulullah dan orang-orang salaf (para sahabat) sebagaimana orang-orang yang menguasai dalam masalah tersebut, yaitu orang-orang yang dapat membedakan sohih dan dhoifnya sebuah hadits. Oleh karena itu beliau banyak menyebutkan dalam kitab-kitabnya hadits-hadits yang lemah bahkan hadits yang dusta. Seandainya beliau mengetahui tentang ilmu hadits niscaya beliau tidak akan menyebutkannya.
Salah satu dari karya terbesar Al Ghozali adalah kitab Ihya Ulumiddin yang terkenal di kalangan masyarakat umum dan golongan teterntu. Ada sebagian kelompok mengambilnya kemudian mencela isinya secara mutlak dan sebagian yang lain mengambilnya kemudian memuji secara berlebihan. Kedua kelompok ini kurang adil dalam memberikan penilaian. Adapun sikap yang harus diambil adalah sikap Inshof (pertengahan) adalah menyebutkan kebaikan-kebaikannya disertai dengan menyebutkan kesalahannya.

Syaikhul Islam berkomentar tentang kitab Al Ihya’ ini :

“adapun apa yang terdapat dalam kitab Al Ihya’ ada beberapa isinya yang menyesatkan seperti pada masalah-masalah sombong, ujub, riya’ dan dengki kebanyakan isi dari kitab Ihya’ tersebut menukil dari Harits Al Muhasibi dalam kitab Al Ri’ayah. Dari ucapan-ucapan ini ada yang bisa diterima atau sebaliknya ditolak serta ada juga yang di dalamnya pertentangan-pertentangan”

Di kitab Al Ihya’ sendiri ada faedah-faedah yang banyak tetapi tidak sedikit materi-materi yang tercela dan merusak berupa ucapan-ucapan filsafat yang berkenaan dengan tauhid, kenabian, bahkan urusan akhirat. Telah dinukilkan dari biografi beliau bahwa di akhir hayatnya beliau mendalami hadits dan belajar bersama orang yang menguasai ilmu hadits serta mendalami kitab sohih Bukhori Muslim. Seandainya beliau masih hidup tentunya sejak saat itu lebih mengutamkan ilmu hadits. Berkata Shidiq Hasan K. “dikisahkan oleh Ali Al Qori bahwa ketika Al Ghozali meninggal kitab bukhori sedang berada di atas dadanya”.

Demikian biografi singkat Imam Al Ghozali yang banyak membawa pemahaman filsafat walaupun di akhir hayatnya kembali ke pahaman sahabat (salaf), tetapi sayang buku filsafatnya sudah terlanjur tersebar di seluruh dunia dan tidak ada yang mampu mencegahnya.

Jumat, 20 April 2012

GUS DUR : Otobiografi danFILOSOFi

       

GUS DUR (KH.ABDUR RAHMAN WAHID)
 Latar Belakang Keluarga

Abdurrahman "Addakhil", demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, "Addakhil" berarti "Sang Penakluk", sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan "darah biru". Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU)-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais 'Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia.

Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru telah dimasukinya. Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan berbagai bidang profesi-yang sebelumnya telah dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi Menteri agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi seorang anak bernama Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur juga mulai berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya yang sering mangkal di rumahnya.

Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat bahwa Gus Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal. Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupannya.


Dalam kesehariannya, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu ia juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari perhatianya. Di samping membaca, tokoh satu ini senang pula bermain bola, catur dan musik. Dengan demikian, tidak heran jika Gus Dur pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika ia berada di Mesir.
 Perjalanan Karir

Sepulang dari pegembaraanya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, tokoh muda ini bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian ia menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Ia kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak. Djohan Efendi, seorang intelektual terkemuka pada masanya, menilai bahwa Gus Dur adalah seorang pencerna, mencerna semua pemikiran yang dibacanya, kemudian diserap menjadi pemikirannya tersendiri. Sehingga tidak heran jika tulisan-tulisannya jarang menggunakan foot note.

Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula ia merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap 'menyimpang'-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.

Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-'aqdi yang diketuai K.H. As'ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Meskipun sudah menjadi presiden, ke-nyleneh-an Gus Dur tidak hilang, bahkan semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Dahulu, mungkin hanya masyarakat tertentu, khususnya kalangan nahdliyin yang merasakan kontroversi gagasannya. Sekarang seluruh bangsa Indonesia ikut memikirkan kontroversi gagasan yang dilontarkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid.

Catatan perjalanan karier Gus Dur yang patut dituangkan dalam pembahasan ini adalah menjadi ketua Forum Demokrasi untuk masa bakti 1991-1999, dengan sejumlah anggota yang terdiri dari berbagai kalangan, khususnya kalangan nasionalis dan non muslim. Anehnya lagi, Gus Dur menolak masuk dalam organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Tidak hanya menolak bahkan menuduh organisai kaum 'elit Islam' tersebut dengan organisasi sektarian.

Dari paparan tersebut di atas memberikan gambaran betapa kompleks dan rumitnya perjalanan Gus Dur dalam meniti kehidupannya, bertemu dengan berbagai macam orang yang hidup dengan latar belakang ideologi, budaya, kepentingan, strata sosial dan pemikiran yang berbeda. Dari segi pemahaman keagamaan dan ideologi, Gus Dur melintasi jalan hidup yang lebih kompleks, mulai dari yang tradisional, ideologis, fundamentalis, sampai moderrnis dan sekuler. Dari segi kultural, Gus Dur mengalami hidup di tengah budaya Timur yang santun, tertutup, penuh basa-basi, sampai denga budaya Barat yang terbuka, modern dan liberal. Demikian juga persentuhannya dengan para pemikir, mulai dari yang konservatif, ortodoks sampai yang liberal dan radikal semua dialami.

Pemikiran Gus Dur mengenai agama diperoleh dari dunia pesantren. Lembaga inilah yang membentuk karakter keagamaan yang penuh etik, formal, dan struktural. Sementara pengembaraannya ke Timur Tengah telah mempertemukan Gus Dur dengan berbagai corak pemikirann Agama, dari yang konservatif, simbolik-fundamentalis sampai yang liberal-radikal. Dalam bidang kemanusiaan, pikiran-pikiran Gus Dur banyak dipengaruhi oleh para pemikir Barat dengan filsafat humanismenya. Secara rasa maupun praktek prilaku yang humanis, pengaruh para kyai yang mendidik dan membimbingnya mempunyai andil besar dalam membentuk pemikiran Gus Dur. Kisah tentang Kyai Fatah dari Tambak Beras, KH. Ali Ma'shum dari Krapyak dan Kyai Chudhori dari Tegalrejo telah membuat pribadi Gus Dur menjadi orang yang sangat peka pada sentuhan-sentuhan kemanusiaan.

Dari segi kultural, Gus Dur melintasi tiga model lapisan budaya. Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh dengan etika yang serba formal; kedua, dunia Timur yang terbuka dan keras; dan ketiga, budaya Barat yang liberal, rasioal dan sekuler. Kesemuanya tampak masuk dalam pribadi dan membetuk sinergi. Hampir tidak ada yang secara dominan berpengaruh membentuk pribadi Gus Dur. Sampai sekarang masing-masing melakukan dialog dalam diri Gus Dur. Inilah sebabnya mengapa Gus Dur selalu kelihatan dinamis dan suliit dipahami. Kebebasannya dalam berpikir dan luasnya cakrawala pemikiran yang dimilikinya melampaui batas-batas tradisionalisme yang dipegangi komunitasnya sendiri.
 Pengalaman Pendidikan

Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H. Hasyim Asy'ari. Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan membaca al-Qur'an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al-Qur'an. Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal di sekolah, Gus Dur masuk juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan Gu Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik.

Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan lomba karya tulis (mengarang) se-wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah. Pengalaman ini menjelaskan bahwa Gus Dur telah mampu menuangkan gagasan/ide-idenya dalam sebuah tulisan. Karenanya wajar jika pada masa kemudian tulisan-tulisan Gus Dur menghiasai berbagai media massa.

Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Sekolah ini meskipun dikelola oleh Gereja Katolik Roma, akan tetapi sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Di sekolah ini pula pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris. Karena merasa terkekang hidup dalam dunia pesantren, akhirnya ia minta pindah ke kota dan tinggal di rumah Haji Junaidi, seorang pimpinan lokal Muhammadiyah dan orang yang berpengaruh di SMEP. Kegiatan rutinnya, setelah shalat subuh mengaji pada K.H. Ma'sum Krapyak, siang hari sekolah di SMEP, dan pada malam hari ia ikut berdiskusi bersama dengan Haji Junaidi dan anggota Muhammadiyah lainnya.

Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama tersebut, hobi membacanya semakin mendapatkan tempat. Gus Dur, misalnya, didorong oleh gurunya untuk menguasai Bahasa Inggris, sehingga dalam waktu satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku dalam bahasa Inggris. Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti: Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov. Gus Dur juga melahap habis beberapa karya Wiill Durant yang berjudul 'The Story of Civilazation'. Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice of America dan BBC London. Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai dalam bahasa Inggis, Pak Sumatri-seorang guru SMEP yang juga anggota Partai Komunis-memberi buku karya Lenin 'What is To Be Done' . Pada saat yang sama, anak yang memasuki masuki masa remaja ini telah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya. Dari paparan ini tergambar dengan jelas kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur.

Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegarejo Magelang Jawa Tengah. Pesantren ini diasuh oleh K.H. Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh dan guru dicintai. Kyai Chudhari inilah yang memperkenalkan Gus Dur dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan praktek-praktek ritual mistik. Di bawah bimbingan kyai ini pula, Gus Dur mulai mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para wali di Jawa. Pada saat masuk ke pesantren ini, Gus Dur membawa seluruh koleksi buku-bukunya, yang membuat santri-santri lain terheran-heran. Pada saat ini pula Gus Dur telah mampu menunjukkan kemampuannya dalam berhumor dan berbicara. Dalam kaitan dengan yang terakhir ini ada sebuah kisah menarik yang patut diungkap dalam paparan ini adalah pada acara imtihan-pesta akbar yang diselenggarakan sebelum puasa pada saat perpisahan santri yang selesai menamatkan belajar-dengan menyediakan makanan dan minuman dan mendatangkan semua hiburan rakyat, seperti: Gamelan, tarian tradisional, kuda lumping, jathilan, dan sebagainya. Jelas, hiburan-hiburan seperti tersebut di atas sangat tabu bagi dunia pesantren pada umumnya. Akan tetapi itu ada dan terjadi di Pesantren Tegalrejo.

Setelah menghabiskan dua tahun di pesantren Tegalrejo, Gus Dur pindah kembali ke Jombang, dan tinggal di Pesantren Tambak Beras. Saat itu usianya mendekati 20 tahun, sehingga di pesantren milik pamannya, K.H. Abdul Fatah, ia menjadi seorang ustadz, dan menjadi ketua keamanan. Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas al-Azhar. Pertama kali sampai di Mesir, ia merasa kecewa karena tidak dapat langsung masuk dalam Universitas al-Azhar, akan tetapi harus masuk Aliyah (semacam sekolah persiapan). Di sekolah ia merasa bosan, karena harus mengulang mata pelajaran yang telah ditempuhnya di Indonesia. Untuk menghilangkan kebosanan, Gus Dur sering mengunjungi perpustakaan dan pusat layanan informasi Amerika (USIS) dan toko-toko buku dimana ia dapat memperoleh buku-buku yang dikehendaki.

Terdapat kondisi yang menguntungkan saat Gus Dur berada di Mesir, di bawah pemerintahan Presiden Gamal Abdul Nasr, seorang nasioonalis yang dinamis, Kairo menjadi era keemasan kaum intelektual. Kebebasan untuk mengeluarkkan pendapat mendapat perlindungan yang cukup. Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam Departement of Religion di Universitas Bagdad samapi tahun 1970. Selama di Baghdad Gus Dur mempunyai pengalaman hidup yang berbeda dengan di Mesir. Di kota seribu satu malam ini Gus Dur mendapatkan rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Pada waktu yang sama ia kembali bersentuhan dengan buku-buku besar karya sarjana orientalis Barat. Ia kembali menekuni hobinya secara intensif dengan membaca hampir semua buku yang ada di Universitas.

Di luar dunia kampus, Gus Dur rajin mengunjungi makam-makam keramat para wali, termasuk makam Syekh Abdul Qadir al-Jailani, pendiri jamaah tarekat Qadiriyah. Ia juga menggeluti ajaran Imam Junaid al-Baghdadi, seorang pendiri aliran tasawuf yang diikuti oleh jamaah NU. Di sinilah Gus Dur menemukan sumber spiritualitasnya. Kodisi politik yang terjadi di Irak, ikut mempengaruhi perkembangan pemikiran politik Gus Dur pada saat itu. Kekagumannya pada kekuatan nasionalisme Arab, khususnya kepada Saddam Husain sebagai salah satu tokohnya, menjadi luntur ketika syekh yang dikenalnya, Azis Badri tewas terbunuh.

Selepas belajar di Baghdad Gus Dur bermaksud melanjutkan studinya ke Eropa. Akan tetapi persyaratan yang ketat, utamanya dalam bahasa-misalnya untuk masuk dalam kajian klasik di Kohln, harus menguasai bahasa Hebraw, Yunani atau Latin dengan baik di samping bahasa Jerman-tidak dapat dipenuhinya, akhirnya yang dilakukan adalah melakukan kunjungan dan menjadi pelajar keliling, dari satu universitas ke universitas lainnya. Pada akhirnya ia menetap di Belanda selama enam bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa. Untuk biaya hidup dirantau, dua kali sebulan ia pergi ke pelabuhan untuk bekerja sebagai pembersih kapal tanker. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk mempelajari kajian-lkajian keislaman secara mendalam. Namun, akhirnya ia kembali ke Indoneisa setelah terilhami berita-berita yang menarik sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur berakhir pada tahun 1971, ketika ia kembali ke Jawa dan mulai memasuki kehidupan barunya, yang sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya.

Meski demikian, semangat belajar Gus Dur tidak surut. Buktinya pada tahun 1979 Gus Dur ditawari untuk belajar ke sebuah universitas di Australia guna mendapatkkan gelar doktor. Akan tetapi maksud yang baik itu tidak dapat dipenuhi, sebab semua promotor tidak sanggup, dan menggangap bahwa Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut. Memang dalam kenyataannya beberapa disertasi calon doktor dari Australia justru dikirimkan kepada Gus Dur untuk dikoreksi, dibimbing yang kemudian dipertahankan di hadapan sidang akademik.

Senin, 09 April 2012

OTOBIOGRAFI IMAM SYAFI’I

             



Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Sesungguhnya Allah telah mentakdirkan pada setiap seratus tahun ada seseorang yang akan mengajarkan Sunnah dan akan menyingkirkan para pendusta terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Kami berpendapat pada seratus tahun yang pertama Allah mentakdirkan Umar bin Abdul Aziz dan pada seratus tahun berikutnya Allah menakdirkan Imam Asy-Syafi`i”.

NASAB BELIAU

Kunyah beliau Abu Abdillah, namanya Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syaafi’ bin As-Saai’b bin ‘Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al- Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pada Abdu Manaf, sedangkan Al-Muththalib adalah saudaranya Hasyim (bapaknya Abdul Muththalib).

TAHUN DAN TEMPAT KELAHIRAN

Beliau dilahirkan di desa Gaza, masuk kota ‘Asqolan pada tahun 150 H. Saat beliau dilahirkan ke dunia oleh ibunya yang tercinta, bapaknya tidak sempat membuainya, karena ajal Allah telah mendahuluinya dalam usia yang masih muda. Lalu setelah berumur dua tahun, paman dan ibunya membawa pindah ke kota kelahiran nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, Makkah Al Mukaramah.

PERTUMBUHANNYA

Beliau tumbuh dan berkembang di

kota Makkah, di
kota tersebut beliau ikut bergabung bersama teman-teman sebaya belajar memanah dengan tekun dan penuh semangat, sehingga kemampuannya mengungguli teman-teman lainnya. Beliau mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam bidang ini, hingga sepuluh anak panah yang dilemparkan, sembilan di antaranya tepat mengenai sasaran dan hanya satu yang meleset.Setelah itu beliau mempelajari tata bahasa arab dan sya’ir sampai beliau memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan menjadi orang yang terdepan dalam cabang ilmu tersebut. Kemudian tumbuhlah di dalam hatinya rasa cinta terhadap ilmu agama, maka beliaupun mempelajari dan menekuni serta mendalami ilmu yang agung tersebut, sehingga beliau menjadi pemimpin dan Imam atas orang-orangKECERDASANNYA

Kecerdasan adalah anugerah dan karunia Allah yang diberikan kepada hambanya sebagai nikmat yang sangat besar. Di antara hal-hal yang menunjukkan kecerdasannya:1. Kemampuannya menghafal Al-Qur’an di luar kepala pada usianya yang masih belia, tujuh tahun.2. Cepatnya menghafal kitab Hadits Al Muwathta’ karya Imam Darul Hijrah, Imam Malik bin Anas pada usia sepuluh tahun.3. Rekomendasi para ulama sezamannya atas kecerdasannya, hingga ada yang mengatakan bahwa ia belum pernah melihat manusia yang lebih cerdas dari Imam Asy-Syafi`i.4. Beliau diberi wewenang berfatwa pada umur 15 tahun.Muslim bin Khalid Az-Zanji berkata kepada Imam Asy-Syafi`i: “Berfatwalah wahai Abu Abdillah, sungguh demi Allah sekarang engkau telah berhak untuk berfatwa.”

MENUTUT ILMUBeliau mengatakan tentang menuntut ilmu, “Menuntut ilmu lebih afdhal dari shalat sunnah.” Dan yang beliau dahulukan dalam belajar setelah hafal Al-Qur’an adalah membaca hadits. Beliau mengatakan, “Membaca hadits lebih baik dari pada shalat sunnah.” Karena itu, setelah hafal Al-Qur’an beliau belajar kitab hadits karya Imam Malik bin Anas kepada pengarangnya langsung pada usia yang masih belia.

GURU-GURU BELIAU

Beliau mengawali mengambil ilmu dari ulama-ulama yang berada di negerinya, di antara mereka adalah:1. Muslim bin Khalid Az-Zanji mufti Makkah2. Muhammad bin Syafi’ paman beliau sendiri3. Abbas kakeknya Imam Asy-Syafi`i4. Sufyan bin Uyainah5. Fudhail bin Iyadl, serta beberapa ulama yang lain.Demikian juga beliau mengambil ilmu dari ulama-ulama Madinah di antara mereka adalah:1. Malik bin Anas2. Ibrahim bin Abu Yahya Al Aslamy Al Madany3.Abdul Aziz Ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Ismail bin Ja’far dan Ibrahim bin Sa’ad serta para ulama yang berada pada tingkatannya Beliau juga mengambil ilmu dari ulama-ulama negeri Yaman di antaranya;1.Mutharrif bin Mazin2.Hisyam bin Yusuf Al Qadhi, dan sejumlah ulama lainnya.Dan di

Baghdad beliau mengambil ilmu dari:1.Muhammad bin Al Hasan, ulamanya bangsa Irak, beliau bermulazamah bersama ulama tersebut, dan mengambil darinya ilmu yang banyak.2.Ismail bin Ulayah.3.Abdulwahab Ats-Tsaqafy, serta yang lainnya.MURID-MURID BELIAU

Beliau mempunyai banyak murid, yang umumnya menjadi tokoh dan pembesar ulama dan Imam umat islam, yang paling menonjol adalah:1. Ahmad bin Hanbal, Ahli Hadits dan sekaligus juga Ahli Fiqih dan Imam Ahlus Sunnah dengan kesepakatan kaum muslimin.2. Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani3. Ishaq bin Rahawaih,4. Harmalah bin Yahya5. Sulaiman bin Dawud Al Hasyimi6. Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al Kalbi dan lain-lainnya banyak sekali.

KARYA BELIAU

Beliau mewariskan kepada generasi berikutnya sebagaimana yang diwariskan oleh para nabi, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmu beliau banyak diriwayatkan oleh para murid- muridnya dan tersimpan rapi dalam berbagai disiplin ilmu. Bahkan beliau pelopor dalam menulis di bidang ilmu Ushul Fiqih, dengan karyanya yang monumental Risalah. Dan dalam bidang fiqih, beliau menulis kitab Al-Umm yang dikenal oleh semua orang, awamnya dan alimnya. Juga beliau menulis kitab Jima’ul Ilmi.

PUJIAN ULAMA

PARA ULAMA KEPADA BELIAUBenarlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,“Barangsiapa yang mencari ridha Allah meski dengan dibenci manusia, maka Allah akan ridha dan akhirnya manusia juga akan ridha kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi 2419 dan dishashihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ 6097).Begitulah keadaan para Imam Ahlus Sunnah, mereka menapaki kehidupan ini dengan menempatkan ridha Allah di hadapan mata mereka, meski harus dibenci oleh manusia. Namun keridhaan Allah akan mendatangkan berkah dan manfaat yang banyak. Imam Asy-Syafi`i yang berjalan dengan lurus di jalan-Nya, menuai pujian dan sanjungan dari orang-orang yang utama. Karena keutamaan hanyalah diketahui oleh orang-orang yang punya keutamaan pula.Qutaibah bin Sa`id berkata: “Asy-Syafi`i adalah seorang Imam.” Beliau juga berkata, “Imam Ats-Tsauri wafat maka hilanglah wara’, Imam Asy-Syafi`i wafat maka matilah Sunnah dan apa bila Imam Ahmad bin Hambal wafat maka nampaklah kebid`ahan.”Imam Asy-Syafi`i berkata, “Aku di Baghdad dijuluki sebagai Nashirus Sunnah (pembela Sunnah Rasulullah).”Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Asy-Syafi`i adalah manusia yang paling fasih di zamannya.”Ishaq bin Rahawaih berkata, “Tidak ada seorangpun yang berbicara dengan pendapatnya -kemudian beliau menyebutkan Ats-Tsauri, Al-Auzai, Malik, dan Abu Hanifah,- melainkan Imam Asy-Syafi`i adalah yang paling besar ittiba`nya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam, dan paling sedikit kesalahannya.”Abu Daud As-Sijistani berkata, “Aku tidak mengetahui pada Asy-Syafi`i satu ucapanpun yang salah.”Ibrahim bin Abdul Thalib Al-Hafidz berkata, “Aku bertanya kepada Abu Qudamah As-Sarkhasi tentang Asy-Syafi`i, Ahmad, Abu Ubaid, dan Ibnu Ruhawaih. Maka ia berkata, “Asy-Syafi`i adalah yang paling faqih di antara mereka.”

PRINSIP AQIDAH BELIAU

Imam Asy-Syafi`i termasuk Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, beliau jauh dari pemahaman Asy’ariyyah dan Maturidiyyah yang menyimpang dalam aqidah, khususnya dalam masalah aqidah yang berkaitan dengan Asma dan Shifat Allah subahanahu wa Ta’ala.Beliau tidak meyerupakan nama dan sifat Allah dengan nama dan sifat makhluk, juga tidak menyepadankan, tidak menghilangkannya dan juga tidak mentakwilnya. Tapi beliau mengatakan dalam masalah ini, bahwa Allah memiliki nama dan sifat sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an dan sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepada umatnya. Tidak boleh bagi seorang pun untuk menolaknya, karena Al-Qur’an telah turun dengannya (nama dan sifat Allah) dan juga telah ada riwayat yang shahih tentang hal itu. Jika ada yang menyelisihi demikian setelah tegaknya hujjah padanya maka dia kafir. Adapun jika belum tegak hujjah, maka dia dimaafkan dengan bodohnya. Karena ilmu tentang Asma dan Sifat Allah tidak dapat digapai dengan akal, teori dan pikiran. “Kami menetapkan sifat-sifat Allah dan kami meniadakan penyerupaan darinya sebagaimana Allah meniadakan dari diri-Nya. Allah berfirman,“Tidak ada yang menyerupaiNya sesuatu pun, dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”Dalam masalah Al-Qur’an, beliau Imam Asy-Syafi`i mengatakan, “Al-Qur’an adalah kalamulah, barangsiapa mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk maka dia telah kafir.”

PRINSIP DALAM FIQIH

Beliau berkata, “Semua perkataanku yang menyelisihi hadits yang shahih maka ambillah hadits yang shahih dan janganlah taqlid kepadaku.”Beliau berkata, “Semua hadits yang shahih dari Nabi shalallahu a’laihi wassalam maka itu adalah pendapatku meski kalian tidak mendengarnya dariku.”Beliau mengatakan, “Jika kalian dapati dalam kitabku sesuatu yang menyelisihi Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam maka ucapkanlah sunnah Rasulullah dan tinggalkan ucapanku.”

SIKAP IMAM ASY-SYAFI`I TERHADAP AHLUL KALAM

Muhammad bin Daud berkata, “Pada masa Imam Asy-Syafi`i, tidak pernah terdengar sedikitpun beliau bicara tentang hawa, tidak juga dinisbatkan kepadanya dan tidak dikenal darinya, bahkan beliau benci kepada Ahlil Kalam dan Ahlil Bid’ah.”Beliau bicara tentang Ahlil Bid’ah, seorang tokoh Jahmiyah, Ibrahim bin ‘Ulayyah, “Sesungguhnya Ibrahim bin ‘Ulayyah sesat.”Imam Asy-Syafi`i juga mengatakan, “Menurutku, hukuman ahlil kalam dipukul dengan pelepah pohon kurma dan ditarik dengan unta lalu diarak keliling kampung seraya diteriaki, “Ini balasan orang yang meninggalkan kitab dan sunnah, dan beralih kepada ilmu kalam.”

PESAN IMAM ASY-SYAFI`I“

Ikutilah Ahli Hadits oleh kalian, karena mereka orang yang paling banyak benarnya.”

WAFAT BELIAU

Beliau wafat pada hari Kamis di awal bulan Sya’ban tahun 204 H dan umur beliau sekita 54 tahun (Siyar 10/76). Meski Allah memberi masa hidup beliau di dunia 54 tahun, menurut anggapan manusia, umur yang demikian termasuk masih muda. Walau demikian, keberkahan dan manfaatnya dirasakan kaum muslimin di seantero belahan dunia, hingga para ulama mengatakan, “Imam Asy-Syafi`i diberi umur pendek, namun Allah menggabungkan kecerdasannya dengan umurnya yang pendek.”

KATA-KATA HIKMAH IMAM ASY-SYAFI`I“

Kebaikan ada pada

lima hal: kekayaan jiwa, menahan dari menyakiti orang lain, mencari rizki halal, taqwa dan tsiqqah kepada Allah. Ridha manusia adalah tujuan yang tidak mungkin dicapai, tidak ada jalan untuk selamat dari (omongan) manusia, wajib bagimu untuk konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat bagimu”.
Nama lbeliau adalah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al adfawi. Seoarang ‘ulama bermadzhab Syafi’I yang tinggal di Baghdad.

Kelahiran dan wafatnya beliau :
Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh Al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. Imam Ibnu Rajab menyatakan bahwa Syeikh Abdul Qadir Al Jailani lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga dengan Kailan. Sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy. (Biaografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia).
Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.

Masa Muda Beliau:
Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi. Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’. Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yang bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasehat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah itu tidak kuat menampungnya. Maka, diadakan perluasan

Murid-murid beliau :
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syeikh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni.

Perkataan ulama tentang beliau :
Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beliau menjawab, ” kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.” Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A’lamin Nubala XX/442). Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak (pula) orang
yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Diantaranya dapat diketahui dari perkataan Imam Ibnu Rajab, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syeikh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir Al
Lakh-mi Asy Syath-Nufi. Lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya ). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah mansyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh ( dari agama dan akal ), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas. (Seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya.) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi (Nama lengkapnya ialah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al Adfawi. Seoarang
‘ulama bermadzhab Syafi’i. Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh Al Hafidz di dalam kitan Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452.) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”(Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.). Imam Ibnu Rajab juga berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah,
takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, ” Dia (Allah ) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.” Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata ” Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ ( Allah
berada diatas ‘arsyNya ) tanpa takwil ( menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsys.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 515). Ali bin Idris pernah bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, ” Wahai tuanku, apakah Allah memiliki wali ( kekasih ) yang tidak berada di atas aqidah ( Imam ) Ahmad bin Hambal?” Maka beliau menjawab, ” Tidak pernah ada dan tidak akan ada.”( At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 516). Perkataan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Istiqamah I/86. Semua itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beliau terhadap manhaj Salaf. Sam’ani berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau.” Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.” Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, “Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat
kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi “. Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, ” Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul
Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah
1415 H / 8 April 1995 M.). Inilah tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau.
Sedangkan beliau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam
bishshawwab. Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini
banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah shollallahu’alaihi wasalam, maka hal ini merupakan kekeliruan. Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasalam adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun.
Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah ( perantara ) dalam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Ini juga merupakan kesesatan. Menjadikan orang yang meningal sebagai perantara, maka tidak ada syari’atnya dan ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah,

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya
Disamping ( menyembah ) Allah.
( QS. Al-Jin : 18 )

Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para
‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah
ditetapkan syari’ah.
Akhirnya mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita
sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini.
Wallahu a’lam bishshawab